TEORI PRODUKSI JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
² ARTI PRODUKSI
Secara umum, istilah "produksi" diartikan sebagai penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa ,dan dimana atau kapan komoditi-komoditi itu dilokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditi itu. Istilah produjsi berlaku untuk barang dan jasa, karena istilah "komoditi" memang mengacu jepada barang dan jasa. Bahkan sebenarnya keberadaan antara barang dan jasa itu sendiri, dari sudut pandang ekonomi, sangat tipis. Keduanya sama sama dihasilkan dengan mengerahkan modal dan tenaga kerja.
² INPUT-INPUT PRODUKSI
Apa yang dibutuhkan produksi suatu komoditi? Input. Istilah lainnya banyak, seperti faktor produksi (sering di singkat faktor) dan sumber-sumber daya produktif, tapi semua istilah ini sama saja. Fungsi produksi menggambarkan teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan, suatu industri atau suatu perekonomian secara keseluruhan. Dalam keadaan teknologi tertentu hubungan antara input dan outputnya tercermin dalam rumusan fungsi produksinya. Apabila teknologi berubah, berubah pulalah fungsi produksinya. Suatu fungsi produksi menggambarkan semua metode produksi yang efisien secara teknis dalam arti menggunakan kuantitas bahan mentah yang minimum, tenaga kerja minimal, dan barang-barang modal lain yang minimal. Metode produksi yang boros tidak diperhitungkan dalam proses produksi.
² JANGKA WAKTU
Produksi membutuhkan waktu. Dalam proses produksi, jangka waktu dapat dibagi dua yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
Jangka pendek
Menurut Samuelson, jangka pendek adalah sebagai suatu periode di mana perusahaan dapat menyesuaikan produksi dengan cara mengubah factor-faktor variabel seperti bahan baku dan tenaga kerja, tetapi tidak dapat mengubah factor-faktor tetap seperti modal, bangunan dan mesin. Dalam jangka pendek, fungsi produksi Q = f (K, L) di mana K konstan (fixed) dan L variabel. Karena K konstan, maka dalam jangka pendek Q = f (L). Sedangkan alam jangka panjang, semua input adalah variabel. Dalam jangka panjang, produsen bisa menaikkan Q (output) melalui instalasi mesin baru atau membuat pabrik baru. Q= f(L). Total output adalah maksimum output yang bisa dicapai pekerja dengan jumlah pabrik dan mesin yang tetap, Tenaga kerja (labor) berubah. Fungsi Produksi Dalam Jangka Pendek Untuk memperjelas analisis kita menganggap ada dua input, satu input variable dan satu input fixed. Labor/tenaga kerja adalah variable input yang bisa diubah dalam jangka pendek. Sebuah perusahaan menggunakan fixed input pabrik dan peralatan dapat merubah output dengan merubah jumlah tenaga kerja. Hubungan antara Q dan L.
Munurut boediono dalam bukunya ekonomi mikro mengatakan Equilibrium perusahaan dalam jangka pendek terjadi bila keuntungan jangka pendek dari perusahaan adalah maksimum atau kerigian jangka pendek dari perusahaan adalah minimum. Posisi keuntungan jangka pendek yang maksimum tercapai bila short run marginal cost (SMC)sama dengan short run merginal revenue (SMR), (atay dalam persaingan sempurna dimana kurva permintaan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan adalah horisontal, SMC sama dengan harga).
Jangka panjang
Jangka Panjang (long run) merupakan satu waktu di mana seluruh input variabel maupun input tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah. Menurut Samuelson, jangka panjang adalah suatu periode yang cukup panjang di mana semua faktor termasuk modal dapat disesuaikan. Tingkat/rate di mana satu input ditukar fungsi produksi dalam jangka panjang fixed input bisa diubah. Dengan demikian semua input adalah variabel.
Menurut Boediono dalam bukunya ekonomi mikro menjelaskan keseimbangan jangka panjang, equilibrium perusahaan dan equilibrium pasar jangka panjang juga ditentukan dengan arah yang sama seperti untuk jangka pendek diatas. Bedanya adalah dalam jangka panjang kita mempunyai dua faktor tambahan yang mempengaruhi jalannya proses penyesuaian kearah equilibrium, yaitu kemungkinan adanya perluasan (atau penciutan).kapasitas yang ada dan masuknya perusahaan-perussahaan beru kedalam industri. Keduaduanya-duanya mempunyai akibat menambah atau mengurangi penawaran pasar.
² FUNGSI PRODUKSI
Menurut Sudarsono pada bukunya pengantar ekonomi mikro mengatakan Fungsi produksi adalah hubungan dengan output fisik dengan input-input fisik. Konsep terrsebut di definisikan sebagai skedul atau persamaan matematika yang menunjukan kuantitas maksimum output yang dihasilkan dari serangkaian input, ceteris paribus. Ceteris paribus disini mengacu terutama kepada bagian kemungkinan teknik atau proses produksi yang ada untuk mengolah input tersebut menjadi output.
Dalam pengertiannya yang paling umum, fingsi produksi bisa di tunjukan dengan rumus sebagai berikut:
Q = f (K.L)
Q adalah tingkat output per unit periode, K adalah arus jasa dari cadangan atau persediaan modal per unit periode, dan L arus jasa dari pekerja perusahaan per unit periode. Persamaan ini menunjukan bahwa kuantitas output secara fisik di tentukan dengan kuantitas input secara fisik, dalam hal ini adalah modal dan tenaga kerja.
² PRODUKSI JANGKA PENDEK DENGAN SATU VARIABLE
jumlah unit tenaga kerja tahunan per tahun
|
Jumlah unit jasa mesin tahunan pertahun
|
Total produk fisik (sekian pon barang pertahun)
|
1
|
2
|
100
|
2
|
2
|
210
|
3
|
2
|
330
|
4
|
2
|
405
|
5
|
2
|
475
|
6
|
2
|
500
|
7
|
2
|
490
|
Hubungan fungsi-fungsi jangka pendek tersaji pada tabel diatas. Rumusnya adalah sebagai berikut:
_
Q = f (L.K)
_
K adalah K yang konstan.
Total produk fisik. Di sini diasumsikan hanya ada satu faktor produksi variabel, yakni tenaga kerja. Sedangkan modal dianggap konstan. Semakin banyak tenaga kerja yang diserap, akan semakin besar total output fisiknya. Kurva total produk fisik(total physical product)yang tercipta dari data tabel
Barang (sekian pon per tahun)
100 •
0 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah unit tenaga kerja per tahun
Pada gambar diatas nampak bahwa total produksi fisik maksimum dihasilkan oleh enam unit tenaga kerja. Lewat dari batas ini, penambahan tenaga kerja justru menurunjan total produksi fisik.
² HUKUM PERTAMBAHAN HASIL YANG SEMAKIN BERKURANG
Dalam bahasa Inggris disebut Law of Diminishing Return, dalam hubungannya dengan produksi jangka pendek, di mana satu factor peoduksi bersifat variabel dan factor-faktor produksi lainya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah factor produksi variabel secara terus menerus, produksi total akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun.
Mengapa fungsi produksi umumnya tunduk pada hukum ini? Menurut Samuelson, alasannya aadalah semakin banyak suatu input tertentu seperti tenaga kerja ditambahkan ke input, tanah, mesin, dan input lainnya yang berjumlah tetap, maka tenaga kerja semakin sedikit faktor produksi lain yang bekerja samanya. Tanah semakin sempit, mesin pun dipekerjakan melampaui batas, dan tugas yang dirasa semakin kurang penting.
Hukum hasil lebuh yang makin berkurang mudah dimengerti dengan mengamati input air. Unit pertama air sangatlah vital bagi kehidupan tanaman, unit selanjutnya membuat tanaman menjadi sangat sehar dan tumbuh subur dan besar, tetapi semakin banyak air yang disiramkan, tanaman menjadi busuk dan tidak bisa di panen.
Dalam menerapkan hukum hasil lebih yang semakin berkurang terhadap produksi, kita harus selalu menekankan bahwa hukum ini merupakan hasil observasi empiris yang dilakukan secara luass dan teratur. Kita bisa menyamakannya dengan hukum gravitasi yang telah dianggap sebagai kabenaran universal. Hukum ini telah ditemukan di berbagai penelitian empiris, meskipun terdapat pula beberapa pengecualian. Selanjutnya kita perlu ingat hukum hasil lebih yang semakin berkurang tidak berlaku untuk semua tingkat produksi. Input tenaga kerja pertama mungkin akan menunjukan peningkatan produk marginal, karena hanya diperlukan beberapa menit menjelankan mesin dan mengangkut tenaga kerja kelapangan.
Pada kasus air, input air terakhir (paling banyak) akan memberikan produk marginal yang negative, karena tanaman telah mati lemas karena kebanyakan air. Oleh sebab itu, kita harus selalu ingat bahwa hukum hasil lebih yang semakin berkurang (law of definising retrun) merupakan suatu keteraturan empiris yang tunduk pada pengecualian, dan merupakan hukum yang bersifat universal.
² ISOCOST
Garis isocost adalah garis yang menggambarkan kombinasi input yang memberikan biaya (cost) sama. Garis isocost menggambarkan rasio antara upah buruh dengan kapital, dengan formula sebagai berikut:
Di mana w adalah upah buruh (wage), dan r merepresentasikan tingkat penyewaan kapital (rental rate of capital). Slope dari isocost adalah:
atau rasio negatif antara upah dibagi dengan biaya sewa. Garis isocost dikombinasikan dengan garis isoquant untuk menentukan titik produksi optimal (pada tingkat output tertentu).
² ISOKUANT
Karena pentingnya isokuant sebagai alat analisa maka pengertian yang terkandung dalam isokuant perlu didalami lebih lanjut setidak-tidaknya lebih dalam daripada yang sekedar di gambarkan dalam definisi. Isokuant ini analog dengan kurva indiferensi. Jadi isokuant mempunyai mempuntai sifat-sifat tertentu. Bentuknya konveks terhadap titik asal, tidak boleh berpotong satu dengan yang lain. Bukan garis lurus vertikal atau horizontal, makin jauh kedudukannya dari titik asal makin banyak faktor yang digunakan sehingga semakin banyak kuantitas produksi yang dihasilkan.
Beda pokoknya dengan kurva indiverensi adalah bahwa kuantitas produksi yang dicerminkan dapat diukur sedangkan dayaguna tidak.
Isoquant mempunyai sifat-sifat yang serupa dengan indifference curve konsume : cembung ke arah orgin, menurun dari kiri atas ke kanan bawah, output makin tinggi bagi kurva yang terletak lebik kanan atas. Isoquant bisa didapatkan dari fungsi produksi.
DAFTAR PUSAKA
Sudarsono, pengantar ekonomi mikro
Miller, Ruger Leory dan Meiners, Rogeer E. 2000 teori ekonomi intermediate PT. Raya Grafindo Persada : jakarta
Boediono, ekonomi mikro.BPFE:Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar